Jumat, 21 Maret 2014

Apapun Itu

Aku yang diam, memendam apa yang sesungguhnya berkecamuk dalam diri. Tak mampu terucap ketika harap sudah tak mungkin lagi terungkap. Aku terdiam menyaksikanmu pergi meninggalkanku, yang kemudian kau berbahagia dengannya yang kini bersamamu. Perih tak mampu lagi terucap dalam butiran permata ku yang jatuh, aku menutupinya dengan perahu mentari. Sungguh tiada kuasaku tuk melihatmu merasa sakit oleh sipapun, namun sungguh siapa aku? Goresan masalalu yang tak pernah kau anggap keberadaannya. Namun begitu berharganya sosokmu untukku hinggga tak tega bagiku untuk melihatmu meringis akan cintamu untuknya, mengapa tak kau berikan cintamu untukku? Kan aku pastikan terjaga hingga aku tak mampu lagi untuk menjaganya. Namun kau lebih memilih dia yang lebih memilih menyakitimu dibanding membahagiakanmu. Jika takada lagi tempat untukku mengggores kenangan dalam lembar hidupmu, aku kan berhenti untuk sejenak mengistirahatkan penaku dan mengisi ulang tinta perasaanku untuk kumenggores cerita pada  lembaran kehidupan di agenda baru. 

Selasa, 21 Mei 2013

Revitalisasi Benda Cagar Budaya Rumah Multatuli


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kolonialisme terjadi di Hindia Belanda selama lebih dari tiga ratus tahun lamanya yang di lakukan oleh  Belanda pada masa itu. Masyarakat pribumi Hindia Belanda telah banyak menderita atas kekejaman yang di lakukan oleh bangsa Belanda.
 Cultuur stelsel adalah sistem menanam yang  idenya di cetuskan oleh Van den Bosch terus menambah daftar panjang penderitaan yang harus di lalui oleh masyarakat pribumi Hindia Belanda, karena di dalam  pelaksanaanya Belanda tidak konsisten dengan aturan sistem menanam yang telah  mereka buat sebelumnya. Dalam Pelaksanaan cultuur stelsel  terjadi penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan rakyat Hindia Belanda bekerja tanpa henti atas paksaan pemerintah Belanda dengan aturan yang sangat merugikan rakyat pribumi  pada saat itu. Sehingga sistem menanam ini oleh masyarakat pribumi di sebut Sistem Tanam Paksa karena bersifat memaksa.
Kondisi masyarakat pribumi ini kemudian di ungkap oleh Multatuli atau Eduard Douwes Dekker dalam tulisannya yang berjudul Max Havelaar. Buku Max Havelaar  diterbitkan pada tahun 1859 di Brussel, Belgia. Buku Max Havelaar bercerita mengenai kekejaman yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda terhadap rakyat Hindia Belanda. Setelah buku Max Havelaar terbit Belanda mendapat kecaman dari masyarakat Eropa atas tindakan yang dilakukan oleh Belanda terhadap tanah jajahan Hindia Belanda, hingga akhirnya tanam paksa dihapuskan.
Hindia Belanda setelah merdeka pada tanggal 17 Agusutus 1945  kini disebut Indonesia seharusnya berterimakasih kepada Multatuli yang bukunya telah menjadi salah satu faktor pendorong dihapuskannya sistem tanam paksa. Akan tetapi penghargaan terhadap Multatuli dinilai masih kurang karena rumah yang dulu pernah menjadi naungan Multatuli saat menjadi asisten residen Lebak sangat tidak terawat dan struktur bangunannya pun sudah tidak utuh lagi seperti dulu. Padahal rumah tersebut sudah menjadi Benda Cagar Budaya yang sejatinya di rawat dengan baik dan benar oleh pemerintah.
Meskipun Multatuli bukanlah seorang pahlawan, tetapi perannya dalam penghapusan tanam paksa sangat berpengaruh terhadap Indonesia. Seharusnya pemerintah dan masyarakat lebih peduli pada rumah asisten residen Eduard Douwes Dekker dengan merawat rumah tersebut secara baik dan benar.
Sangat disayangkan masyarakat di kota Rangkasbitung kurang mengetahui letak rumah Multatuli sehingga mereka kurang peduli terhadap keberadaan rumah tersebut. Padahal rumah Multatuli adalah aset sejarah yang seharusnya dilestarikan oleh masyarakat. Kami ingin mempublikasikan kepada masyarakat bahwa rumah Multatuli masih ada, tetapi keberadaannya perlu direvitalisasi kembali agar bisa menjadi aset sejarah yang di rawat dengan baik dan benar. Oleh karena itu kami berinisiatif untuk membuat sebuah karya tulis yang berjudul Revitalisasi Benda Cagar Budaya Rumah Multatuli”. Melalui karya tulis ini kami berharap semua elemen masyarakat baik penyelenggara pemerintahan maupun masyarakat pada umumnya lebih peduli terhadap keberadaan rumah multatuli dan Benda Cagar Budaya lain yang ada di kota Rangkasbitung khususnya dan yang ada di seluruh Nusantara pada umumnya sehingga dapat  memupuk rasa kebangsaan serta memperkokoh kesadaran jati diri Bangsa, juga untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan serta pemanfaatan lain dalam rangka kepentingan Nasional.
1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah penelitian ini adalah             sebagai berikut :
            1.2.1.  Apa penyebab tidak terawatnya rumah Multatuli.
            1.2.2.   Apakah masyarakat peduli pada Benda Cagar Budaya rumah                                  Multatuli.
            1.2.3.   Bagaimana mempublikasikan dan merawat Benda Cagar Budaya                             rumah Multatuli.
1.3 Tujuan Penelitian
            Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah :
            1.3.1.   Mengetahui penyebab tidak terawatnya rumah Multatuli.
            1.3.2.   Mengetahui kepedulian masyarakat pada Benda Cagar  Budaya                              rumah Multatuli.
            1.3.3.   Mempublikasikan dan merawat Benda Cagar Budaya rumah                                    Multatuli.
1.4 Manfaat Penelitian
            Manfaat yang dicapai dari penelitian ini adalah :
       1.4.1. Mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap Benda   Cagar              Budaya Rumah Multatuli.
1.4.2.   Mempublikasikan Benda Cagar Budaya rumah Multatuli kepada   masyarakat umum.








BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Revitalisasi
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  re.vi.ta.li.sa.si n proses, cara, perbuatan memvitalkan (menjadikan vital): mereka berupaya menghidupkan kembali spirit kebudayaan lama Jawa, tetapi yg terjadi bukan suatu – kebudayaan.
            Sumber lain menyebutkan bahwa re·vi·ta·li·sa·si n proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali: berbagai kegiatan kesenian tradisional diadakan dalam rangka — kebudayaan lama (http://istilahkata.com/revitalisasi.html, diunduh 28 April 2013)
2.2 Benda Cagar Budaya
            Berdasarkan Surat Edaran Bupati Nomor : 004/VIII/2004 Benda Cagar Budaya adalah benda buatan manusia bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas atau mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun serta di anggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
            Benda Cagar Budaya mempunyai arti penting bagi Kebudayaan Bangsa, khususnya memupuk rasa kebangsaan Nasional serta memperkokoh kesadaran jati diri Bangsa yang berdasarkan Pancasasila juga untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan serta pemanfaatan lain dalam rangka kepentingan Nasional.
            Benda Cagar Budaya yang dimiliki atau dikuasai secara turun temurun atau merupakan warisan, dan atau menguasai benda cagar budaya wajib melindungi dan memeliharanya. Apabila dengan terpaksa perlu dilakukan perbaikan, nilai-nilai sejarah yang terkandung didalamnya tetap disesuaikan dengan bentuk aslinya.
            Setiap orang yang menemukan atau mengetahui di temukannya Benda Cagar Budaya atau benda yang diduga sebagai Benda Cagar Budaya atau benda berharga yang tidak diketahui pemiliknya, wajib melaporkannya kepada pemerintah selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak ditemukan atau mengetahui ditemukannya.
            Setiap orang dilarang merusak Benda Cagar Budaya dan Situs serta Lingkungannya. Tanpa izin dari pemerintah setiap orang dilarang membawa Benda Cagar Budaya keluar wilayah RI, dan atau memindahkan Benda Cagar Budaya Daerah Satu ke daerah lainnya.
2.3 Rumah Multatuli
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ru.mah n 1 bangunan untuk tempat tinggal; 2 bangunan pd umumnya (spt gedung dsb);-- gedang ketirisan, pb istri yg tidak mampu mendatangkan kebahagiaan kpd suami; -- sudah, tukul berbunyi, pb memajukan keterangan dsb sesudah perkara diputuskan; dl -- membuat -- , pb mencari keuntungan untuk diri sendiri (ketika bekerja pd orang lain);
            Sumber lain menyebutkan bahwa rumah berarti  bangunan untuk tempat tinggal; (nomina), bangunan pd umumnya (spt gedung); (nomina). (http://www.kamusbesar.com/33686/rumah, diunduh 28 April 2013).
2.3.1 Multatuli
            Multatuli merupakan nama samaran atau nama pena (dari bahasa Latin Multa tuli, "Saya telah melakukan banyak"), dari Eduard Douwes Dekker. 
                                    Multatuli adalah nama fiktif atau nama imajiner dari sebuah buku yang bernama Max Havelaar. Disitu multatuli menampakkan dirinya sebagai seorang penjajah yang mengajarkan “cara menjajah yang baik dan benar” (Hikmat Syadeli).
Gambar 1. Multatuli
                                    Eduard Douwes Dekker (lahir di AmsterdamBelanda2 Maret 1820 – meninggal di Ingelheim am RheinJerman19 Februari 1887 pada umur 66 tahun).
                                    Pada tahun 1838 Eduard pergi ke pulau Jawa dan pada 1840 tiba di Batavia sebagai seorang kelasi yang belum berpengalaman di kapal ayahnya. Dengan bantuan dari relasi-relasi ayahnya, tidak berapa lama Eduard memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri (ambtenaar) di kantor Pengawasan Keuangan Batavia. Tahun 1842 ia meminta untuk di pindahkan ke Sumatera Barat. Di tahun yang sama pula ia di pindahkan ke Natal, Sumatera Utara untuk bertugas sebagai kontrolir. Lalu menjadi asisten residen di Ambon (1851).
                                    Pada tanggal 21 Januari 1856 pemerintah kolonial Belanda menugaskan Edward Douwes Dekker untuk menjadi asisten residen di Afdeling Lebak untuk menggantikan C.E.P Carolus, yang menjadi asisten residen sebelumnya. Selama Dekker menjabat sebagai asisten residen Lebak, Dekker melihat kesewenang-wenangan yang di lakukan oleh R.T.A. Karta Nata Negara dan Raden Wira Kusuma, yang menjadi Demang Parungkujang.
            Pada tanggal 24 Februari 1856, Douwes Dekker melaporkan tindakan – tindakan yang dilakukan oleh Bupati Lebak kepada Residen Banten C.P. Brest van Kempen. Dekker menuduh bupati telah menyalahgunakan kekuasaannya dengan melakukan pemerasan kepada rakyat Lebak. Tetapi gubernur jenderal dan Raad van Indie menilai tindakan yang diambil oleh Douwes Dekker tidak dapat dibenarkan dan ia akan segera dipindahkan. Karena kecewa atas keputusan atasannya itu, Dekker mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 4 April 1856.                                   Dekker meninggalkan rumah yang ditempatinya selama menjadi asisten residen Lebak, yang kemudian pindah ke Eropa. Selama itu, Dekker menulis buku Max Havelaar  yang diterbitkan pada tahun 1859 di Brussel, Belgia. Max Havelaar bercerita mengenai kekejaman yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda terhadap rakyat Hindia Belanda karena adanya sistem tanam paksa yang menyebabkan penderitaan baik secara lahiriah maupun batiniah bagi rakyat pribumi pada masa itu. Setelah buku Max Havelaar terbit Belanda mendapat kecaman dari masyarakat Eropa atas tindakan yang dilakukan oleh Belanda terhadap tanah jajahan Hindia Belanda, hingga akhirnya tanam paksa dihapuskan.
2.3.2 Sejarah Rumah Multatuli
                                    Menurut DAFTAR NAMA BENDA-BENDA CAGAR BUDAYA DI LINGKUNGAN  PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK (Hasil pendataan sementara s/d tgl. 16 Juni 2004 ), Residentie Assisten Recidente Van Lebak ( Rumah Dinas Multatuli ) berdiri pada tahun 1902 terletak di Jl. Iko Jatmiko Rangkasbitung.
                                    Multatuli atau Eduard Douwes Dekker menempati rumah tersebut hanya sekitar 3-4 bulan saja karena Multatuli mengundurkan diri dari jabatannya dan meninggalkan rumah yang ditempatinya saat menjadi asisten residen Lebak, kemudian pindah ke Eropa. Selama itu, Multatuli menulis buku Max Havelaar  yang diterbitkan pada tahun 1859 di Brussel, Belgia.
                                    Sekitar tahun 1960 Rumah Multatuli dijadikan sebagai Museum (tempat peninggalan benda-benda bersejarah), sekitar tahun 1986 dijadikan sebagai Perumahan Kodim, kemudian dijadikan Kantor Departemen Kesehatan pada masa jabatan Bapak Bupati Oman (Hari Sapta Irawan).
                                    Banyak masyarakat di kota Rangkasbitung yang kurang mengetahui letak rumah Multatuli sehingga ada sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa rumah Multatuli berada di dekat SMP Negeri 4 Rangkasbitung, namun pada kenyataannya rumah Multatuli terletak di Jl Iko Jatmiko Rangkasbitung (sekitar lokal area Rumah Sakit Umum Adjiedarmo yang baru dan yang lama), lalu pada tahun 2012 Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata memasang plang di depan rumah  Multatuli.
Seperti terlihat pada gambar :
Gambar 2. Rumah Multatuli tampak samping kiri
2.3.3 Struktur Rumah Multatuli
                                    Rumah itu berdiri agak tersembunyi di balik bangunan baru Rumah Sakit Umum Dr Adjidarmo, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.  Lantai berdebu, kaca nako merosot hampir lepas dari jepit penyangganya, meja-kursi yang tergeletak tak beraturan menambah kusam penampilan rumah. Rumah itu pun lebih menyerupai kantor yang lama tak digunakan ketimbang bekas kediaman asisten residen yang namanya terkenal ke seantero jagat: Eduard Douwes Dekker alias Multatuli.“Kemungkinan besar bangunan asli sudah tak ada lagi,” kata Bambang Eryudhawan, arsitek dari Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia.
            Kecuali sebidang tembok tua selebar kira-kira enam meter setinggi lima meter yang masih berdiri tegak ditambah batu bata merah berukuran 30 x 8 sentimeter menyembul pada pelur geligir atas yang rompal, tak lagi tanda-tanda guratan kisah masa lalu pada rumah itu.
            Genteng, tegel, kaca, kusen, daun pintu dan jendela di perkirakan berusia setengah abad dan di buat bukan pada zaman Bupati Raden Adipati Karta Nata Nagara berkuasa .
                                    Pemerintah Daerah Lebak telah mengizinkan rencana rekonstruksi ulang rumah Multatuli. Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah mengatakan pemerintah Lebak menyambut baik upaya pihak Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia dan pemerintah Belanda yang berencana merekonstruksi rumah Multatuli. Namun demikian, Amir mengatakan Pemda Lebak belum bisa turut mendukung pendanaan pembangunan ulang rumah bersejarah itu. “Kami mendukung upaya pembangunan kembali rumah Multatuli, tapi kami belum bisa mendukung pendanaannya karena prioritas anggaran dana belum ada untuk kegiatan itu, kami menunggu kepastian dari pihak Pemerintah Belanda,” kata Amir.
                                    Diskusi pembangunan ulang rumah Multatuli di Lebak memang telah lama berlangsung dan melibatkan beberapa pihak, termasuk Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Pada tahun 2006 Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Maria J.A van der Hoeven yang mengunjungi situs rumah Mutatuli di Rangkasbitung berjanji akan mendukung pendanaan pembangunan memorial di atas rumah tersebut.
                                    Sementara itu Kepala Bagian Pers dan Kebudayaan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta Paul Peters mengatakan pemerintah Belanda mendukung upaya pembangunan setelah ada hasil riset dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Banten di Serang. Hasil riset itu untuk menguatkan fakta sejarah bahwa di situs itu pernah berdiri rumah yang pernah ditempati oleh Douwes Dekker alias Multatuli. “Pemerintah Belanda akan mendukung usaha pembangunan memorial Multatuli di Rangkasbitung. Tapi setelah BP3 mengeluarkan hasil risetnya. Dan kami sedang menunggu itu, ” kata Paul Peters.
                                    Kepala BP3 Banten Imam Sunaryo melalui telepon mengatakan penelitian terhadap situs tersebut sebenarnya sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Penggalian untuk mengetahui pondasi awal rumah pun telah dilakukan oleh peneliti BP3. “Kami sudah melakukan penelitian dan beberapa bulan lalu pernah mengunjungi situs itu. Lokasinya memang kurang bagus karena terletak di belakang gedung baru rumah sakit, dan kondisi situs rumah Multatuli itu pun memprihatinkan karena digunakan jadi gudang,” kata Imam. (http://historia.co.id/?d=928, Di unduh 28 April 2013).

2.3.4 Perbedaan Rumah Multatuli Dulu dan Kini
            Perbedaannya terletak pada struktur bangunan yang sudah tidak utuh lagi seperti sebelumnya. Bangunan asli dari rumah tersebut hanya bagian samping kiri rumahnya yaitu sebidang tembok tua selebar kira-kira enam meter setinggi lima meter yang masih berdiri tegak ditambah batu bata merah berukuran 30 x 8 sentimeter menyembul pada pelur geligir atas yang rompal, tak lagi tanda-tanda guratan kisah masa lalu pada rumah itu.
            Genteng, tegel, kaca, kusen, daun pintu dan jendela bukan datang dari zaman saat Bupati Raden Adipati Karta Natanagara berkuasa di Lebak. Paling lama berusia setengah abad. “Kemungkinan besar bangunan asli sudah tak ada lagi,” kata Bambang Eryudhawan, arsitek dari Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia.
                                    Fisik bangunan rumah yang ditempatinya diyakini sudah punah, apalagi jika rumah yang pernah ditempati Dekker itu terbuat dari kayu.
                                    Jika di lihat dari fisik rumah Multatuli yang sekarang tidak rasional jika rumah mantan asisten residen Multatuli hanya sekecil itu, oleh karena itu saya setuju jika rumah Multatuli di revitalisasi kembali dengan menggunakan dana dari APBD atau APBN lalu di jadikan sebagai tempat wisata sejarah (Samanan).

Seperti terlihat pada gambar :
Gambar 3. Rumah Multatuli dulu         Gambar 4. Rumah Multatuli kini






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
   Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode yang menguraikan suatu masalah dengan terperinci. Selain metode deskriptif juga digunakan metode kuantitatif, yaitu metode yang menganalisis suatu masalah dengan data-data angka yang diperoleh dari hasil perhitungan data tersebut.

3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Adang Rukhiyat, dkk, 2003). Jadi populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat di kota Rangkasbitung.
Adapun sampel adalah bagian dari populasi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Pelajar SMA Negeri 1 Rangkasbitung yang berjumlah 20 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu dengan teknik kuesioner. Kuesioner (angket) adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden. Responden adalah orang yang diharapkan memberikan jawaban. Jenis kuesioner (angket) yang digunakan oleh peneliti yaitu angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang jawabannya sudah tersedia. Responden tinggal memilih jawaban yang sesuai.

3.4 Teknik Pengolahan / Analisis Data
Beberapa ahli mengemukakan bahwa :
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Patton, dalam Adang Rukhiyat, 2003) mengidentifikasikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha formal untuk menentukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada hipotesis itu.
Adapun teknik pengolahan/analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan mempersentasekan (%) data yang telah diperoleh melalui kuesioner (angket) . Data tersebut kemudian ditafsirkan oleh peneliti secara terperinci.














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden
Adapun responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMA Negeri 1 Rangkasbitung di dengan perincian :
1.      Pelajar SMA Negeri 1 Rangkasbitung 20 orang.
4.2 Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan kuesioner (angket) yang telah disebar kepada responden dan telah dijawab oleh mereka, maka diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.2.1
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
1.
Multatuli sangat mempengaruhi nasib rakyat Indonesia dengan bukunya Max Havelaar.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju


4
14
1
1
0


20
70
5
5
0
Jumlah
20
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka yang menjawab Multatuli sangat mempengaruhi nasib rakyat Indonesia dengan bukunya Max Havelaar, sebanyak 4 orang (20 %) sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 14 orang (70%) setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 1 orang (5%) ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 1 orang (5%) kurang setuju terhadap pernyataan tersebut dan tidak ada kuesioner yang tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Oleh sebab itu, secara umum sebagian besar responden setuju bahwa Multatuli sangat mempengaruhi nasib rakyat Indonesia dengan bukunya Max Havelaar.
Hal ini dapat pula dilihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.
Tabel 4.2.2
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
2.
Multatuli pantas dijadikan pahlawan.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju

4
7
4
2
3

20
35
20
10
15
Jumlah
20
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka yang menjawab Multatuli pantas dijadikan pahlawan, sebanyak 4 orang (20%) sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 7 orang (35%) setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 4 (20%) ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 2 orang (10%) kurang setuju terhadap pernyataan tersebut, dan sebanyak 3 orang (15%) tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Oleh sebab itu, secara umum sebagian besar responden setuju bahwa Multatuli pantas dijadikan pahlawan.




Hal ini dapat pula dilihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.
Tabel 4.2.3
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
3.
Menghargai peran Multatuli dengan merawat rumah yang ia tempati dulu saat menjabat sebagai Asisten Residen di Lebak.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju



5
13
0
2
0



25
65
0
10
0
Jumlah
20
100
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka yang menjawab Menghargai peran Multatuli dengan merawat rumah yang pernah ia tempati dulu saat menjabat sebagai Asisten Residen di Lebak, sebanyak 5 orang (25%) sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 13 orang (65%) setuju terhadap pernyataan tersebut, tidak ada responden yang ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 2 orang (10%) kurang setuju terhadap pernyataan tersebut, dan tidak ada responden yang tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Oleh sebab itu, secara umum sebagian besar responden setuju bahwa menghargai peran Multatuli dengan merawat rumah yang pernah ia tempati dulu saat menjabat sebagai Asisten Residen di Lebak.

Hal ini dapat pula dilihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.
Tabel 4.2.4
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
4.
Semua masyarakat di kota Rangkasbitung mengetahui letak rumah Multatuli.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju


0
1
11
5
3


0
5
55
25
15
Jumlah
20
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka yang menjawab semua masyarakat di kota Rangkasbitung mengetahui letak rumah Multatuli, tidak ada responden yang sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 1 orang (5%) setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 11 orang (55%) ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 5 orang (25%) kurang setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 3 orang (15%) tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Oleh sebab itu, secara umum sebagian besar respondenr ragu-ragu bahwa semua masyarakat di kota Rangkasbitung mengetahui letak rumah Multatuli.




Hal ini dapat pula dilihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.
Tabel 4.2.5
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
5.
Perlu adanya revitatlisasi Benda Cagar Budaya rumah Multatuli.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju


5
13
2
0
0


25
65
10
0
0
Jumlah
20
100
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka yang menjawab perlu adanya revitalisasi Benda Cagar rumah Multatuli, sebanyak 5 orang (25%) sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 13 orang (65%) setuju terhadap pernyataan tersebut, sabanyak 2 orang (10%) ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, tidak ada responden yang kurang setuju dan tidak ada responden yang tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Oleh sebab itu, secara umum sebagian besar responden setuju bahwa perlu adanya revitalisasi Benda Cagar Budaya rumah Multatuli.



Hal ini dapat pula dilihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.
Tabel 4.2.6
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
6.
Benda Cagar Budaya Rumah Multatuli sudah di rawat dengan baik dan benar oleh pemerintah.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju


0
6
6
6
2


0
30
30
30
10
Jumlah
20
100
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka yang menjawab Benda Cagar Budaya rumah Multatuli sudah dirawat dengan baik dan benar oleh pemerintah, tidak ada responden yang sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 6orang (30%) setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 6 orang (30%) ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 6 orang (30%) kurang setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 2 orang (10%) tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Oleh karena itu, secara umum kedudukan pendapat responden yang setuju, ragu-ragu dan kurang setuju seimbang.




Hal ini dapat pula dilihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.
Tabel 4.2.7
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
7.
Rumah Multatuli dijadikan sebagai objek wisata.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju

0
7
6
6
1

0
35
30
30
5
Jumlah
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka yang menjawab rumah Multatuli dijadikan sebagai objek wisata, tidak ada responden yang sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 7 orang (35%) setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 6 orang (30%) ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 6 orang (30%) kurang setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 1 orang (5%) tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Oleh sebab itu, secara umum sebagian besar responden setuju bahwa rumah Multatuli dijadikan sebagai objek wisata.






Hal ini dapat pula dilihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.
Tabel 4.2.8
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
8.
Benda Cagar Budaya Rumah Multatuli untuk perawatannya seharusnya didanai lansung oleh masyarakat.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju



0
3
6
6
5



0
15
30
30
25
Jumlah
20
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka yang menjawab Benda Cagar Budaya rumah Multatuli untuk perawatannya seharusnya di danai langsung oleh masyarakat, tidak ada responden yang sangat setuju terhadap pernyataan di atas, sebanyak 3 orang (15%) setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 6 orang (30%) ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 6 orang (30%) kurang setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 5 orang (25%) tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Oleh sebab itu, secara umum kedudukan pendapat responden yang ragu-ragu dan kurang setuju seimbang.



Hal ini dapat pula dilihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.
Tabel 4.2.9
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
9.
Benda Cagar Budaya rumah Multatuli di revitalisasi kembali dengan menggunakan dana dari APBD.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju



3
11
5
1
0



15
55
25
5
0
Jumlah
20
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka yang menjawab Benda Cagar Budaya rumah Multatuli di revitalisari kembali dengan menggunakan dana dari APBD, sebanyak 3 orang (15%) sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 11 orang (55%) setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 5 orang (25%) ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 1 orang (5%) kurang setuju terhadap pernyataan tersebut, dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Oleh sebab itu, secara umum sebagian besar responden setuju bahwa Benda Cagar Budaya rumah Multatuli di revitalisasi kembali dengan menggunakan dana dari APBD.


Hal ini dapat pula di lihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.
Tabel 4.2.10
No.
Pertanyaan/pernyataan
Frekuensi
%
10.
Rumah Multatuli sebagai lambang kejayaan Belanda pada masa kini.
A.    Sangat Setuju
B.     Setuju
C.     Ragu-Ragu
D.    Kurang Setuju
E.     Tidak Setuju


3
4
4
5
4


15
20
20
25
20
Jumlah
20
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka yang menjawab rumah Multatuli sebagai lambang kejayaan Belanda pada masa kini, sebanyak 3 orang (15%) sangat setuu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 4 orang (20%) setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 4 orang (20%) ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 5 orang (25%) kurang setuju terhadap pernyataan tersebut, sebanyak 4 orang (20%) tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, oleh sebab itu, secara umum sebagian besar responden kurang setuju bahwa rumah Multatuli sebagai lambang kejayaan Belanda pada masa kini.




Hal ini pula di lihat dari diagram lingkaran sebagai berikut.














BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
            Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :
5.1.1.   Penyebab tidak terawatnya rumah Multatuli karena sebagian masyarakat tidak mengetahui letak rumah Multatuli di kota          Rangkasbitung.
5.1.2.   Masyarakat di kota Rangkasbitung peduli pada Benda Cagar           Budaya rumah Multatuli.
5.1.3.   Mempublikasikan dan merawat Benda Cagar Budaya rumah            Multatuli dengan merevitalisasinya kembali.
5.2 Saran       
         5.2.1.   Mempublikasikan Benda Cagar Budaya rumah Multatuli                    dengan mengadakan pameran mengenai Benda Cagar Budaya agar masyarakat dapat mengetahui benda - benda bersejarah yang merupakan aset bangsa.
         5.2.2. Sebaiknya masyarakat lebih menghargai Benda Cagar   Budaya rumah Multatli dengan merawatnya secara baik dan benar serta tidak merusak aset sejarah tersebut. 
         5.2.3.   Untuk merevitalisasi Benda Cagar Budaya rumah Multatuli diperlukan dana dari APBD dan APBN serta memerlukan tenaga ahli untuk menangani hal tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Magdalia dkk. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Esis.
Lubis, Nina Herlina dkk. 2006. Sejarah Kabupaten Lebak. Lebak : Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak.
Multatuli. 2008. Max Havelaar.Yogyakarta : Narasi.
Peransi, David Albert. 2013. Max Havelaar yang Membuat Kita Terkecoh. Jurnalfootage.net, diunduh 30 April 2013. 
Priyatna, Soeganda. 2002. BURUH, POLITIK DAN MAX HAVELAAR.     Bandung : Pusat Pengkajian Komunikasi dan Pembangunan (PPKP).
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA, Edisi II. Jakarta : Balai Pustaka.
Rukhiyat, Adang, dkk. 2003. Panduan Penelitian Bagi Remaja. Jakarta : Dinas Olahraga dan Pemuda.
Triyana, Bonnie. 2013. Siapa Peduli Rumah Multatuli?. Historia.ci.id, diunduh 28 April 2013.

Elektronik :

http://www.google.com, diunduh 28 April 2013.
http://www.kamusbesar.com/33686/rumah, diunduh 28 April 2013.
Wawancara :
1.      Bapak Hari Sapta Irawan, Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, April 2013.
2.      Bapak Hikmat Syadeli, Budayawan, 26 April 2013.
3.      Bapak Samanan, Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, 26 April 2013.
L
A
M
P
I
R
A
N
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk
1.    Kuesioner ini dimaksudkan untuk mencari data/informasi tentang Revitalisasi Benda Cagar Budaya Rumah Multatuli.
2.    Berilah centang (√) pada salah satu kemungkinan alternatif jawaban yang dianggap benar.
NO
Pernyataan
SS
S
RR
KS
TS
1.
Multatuli sangat mempengaruhi nasib rakyat Indonesia dengan bukunya Max Havelaar.





2.
Multatuli pantas dijadikan pahlawan.





3.
Menghargai peran Multatuli dengan merawat rumah yang ia tempati dulu saat menjabat sebagai Asisten Residen di Lebak.





4.
Semua masyarakat di kota Rangkasbitung mengetahui letak rumah Multatuli.





5.
Perlu adanya revitatlisasi Benda Cagar Budaya rumah Multatuli sebagai.





6.
Benda Cagar Budaya Rumah Multatuli sudah di rawat dengan baik dan benar oleh pemerintah.





7.
Rumah Multatuli dijadikan sebagai objek wisata.





8.
Benda Cagar Budaya Rumah Multatuli untuk perawatannya seharusnya didanai lansung oleh masyarakat.





9.
Benda Cagar Budaya rumah Multatuli di revitalisasi kembali dengan menggunakan dana dari APBD.





10.
Rumah Multatuli sebagai lambang kejayaan Belanda pada masa kini.





Keterangan :
SS        = Sangat Setuju
S          = Setuju
RR       = Ragu-Ragu
KS       = Kurang Setuju         
TS        = Tidak Setuju
KEADAAN RUMAH MULTATULI

     
Rumah Multatuli tampak depan kanan           Rumah Multatuli tampak depan kiri
   
Rumah Multatuli tampak kanan & kiri       Rumah Multatuli tampak keseluruhan
  
Rumah Multatuli tampak depan            Rumah Multatuli tampak keseluruhan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap                        : Evi Nurfalah
Nama Panggilan                      : Evi
NISN                                      : 9962728144
Tempat Tanggal Lahir             : Rangkasbitung, 18 September 1996
Jenis Kelamin                          : Perempuan 
Agama                                     : Islam
Alamat                                    : Jl. Kuncorojakti, kp. Malangnengah
                                                  RT/RW :  03/01 No. 3L Kec. Rangkasbitug.
Nama Orang Tua
Ayah                                       : H. Djanuri
Ibu                                           : Hj. Maryam (Almh)
Pekerjaan Orang Tua
Ayah                                       : Pensiunan PNS
Ibu                                           : -
Hobi                                        : Membaca
Cita-cita                                  : Arkeolog
Kelas                                       : XI IPS 3
Jenjang Pedidikan                   : SD Negeri 05 Cijoro Pasir Tahun 2008
                                                  SMP Negeri 1 Rangkasbitung Tahun 2011
                                                  SMA Negeri 1 Rangkasbitung
Motto                                      : Hidup itu Ada Apanya Bukan Apa Adanya
Prestasi yang Pernah di Raih : Juara 5 Lomba Karya Tulis tingkat Kabupaten                                                           Lebak Tahun 2010
                                                 Juara 3 Karya Tulis Ilmiah yang di Selenggarakan                                                     oleh SMA Negeri 1 Rangkasbitung Tahun 2011

















Nama Lengkap                        : Noviana Nur Indah Sari
Nama Panggilan                      : Novi
NISN                                      : 9952463866
Tempat Tanggal Lahir             : Lebak, 19 November 1995
Jenis Kelami                            : Perempuan
Agama                                     : Islam
Alamat                                    : Perum. PEPABRI Blok i/40 RT/RW 03/06
                                                  Desa Bojongleles Kec.Cibadak
Nama Orang Tua
Ayah                                       : Ahmad Suja’i
Ibu                                           : Unasari
Pekerjaan Orang Tua
Ayah                                       : Wiraswasta
Ibu                                           : Ibu Rumah Tangga
Hobi                                        : Olahraga
Cita-cita                                  : Pengacara
Kelas                                       : XI IPS 3
Jenjang Pedidikan                   : SDN Suka Negara 02 2008
                                                  SMPN 1 Gunungkencana 2011
                                                  SMAN 1 Rangkasbitung
Motto                                      : Esok Lebih Baik dari Kemarin
Prestasi yang Pernah di Raih : Peserta Lomba Kreasi Baris Berbaris Tingkat                                                            Provinsi Banten Tahun 2012
                                                  Juara 3 Lomba Kreasi Baris Berbaris Tingkat                                                             Provinsi Banten Tahun 2013
                                                  Juara 1 Lomba Teater Kabaret Tingkat Provinsi                                                         Banten Tahun 2013
















Nama Lengkap                        : Siti Rohmah Megawangi
Nama Panggilan                      : Mega
NISN                                      : 9962728042
Tempat Tanggal Lahir             : Rangkasbitung-Lebak, 24 Mei 1996
Jenis Kelami                            : Perempuan
Agama                                     : Islam
Alamat                                    : Jl. Jendral Sudirman KM. 03 RT/RW 01/06
                                                  Desa Jati Mulya Kec. Rangkasbitung
Nama Orang Tua
Ayah                                       : Sahbudin
Ibu                                           : Jumiati
Pekerjaan Orang Tua
Ayah                                       : PNS
Ibu                                           : Ibu Rumah Tangga
Hobi                                        : Membaca dan Menulis
Cita-cita                                  : Penulis
Kelas                                       : XI IPS 3
Jenjang Pedidikan                   : TK Al-Husna 2002
                                                  SD Jatimulya 03 2008
                                                  SMP 1 Rangkasbitung 2011
                                                  SMA Negeri 1 Rangkasbitung
Motto                                      : Choose The Best Option for The Best Result
Prestasi yang Pernah di Raih : Peringkat III Jumlah Nilai Tertinggi Ujian Akhir                                                       Sekolah Berstandar Nasional yang di                                                                   Selenggarakan oleh SD Jatimulya 03 Tahun 2008
                                                  Juara 2 Saritilawah yang di Selenggarakan oleh                                                         SMP Negeri 1 Rangkasbitung Tahun 2009
                                                 Juara 2 Baca Puisi yang di Selenggarakan oleh                                                          SMP Negeri 1 Rangkasbitung Tahun 2010
                                                 Juara 2 Putri Kejuaraan Taekwondo Antar                                                                 SMP/SMA Tingkat Kabupaten  Lebak yang di                                                   Selenggarakan di GOR Gelanggang Graha                                                                        Muda Tahun 2011
                                                 Juara 1 Debat Bahasa Indonesia yang di                                                                    Selenggarakan oleh SMA Negeri 1 Rangkasbitung                                                          Tahun 2012
                                                 Peserta Lomba Cerdas Cermat Pancasila Tingkat                                                      SLTA Tingkat Provinsi Banten yang di                                                               Selenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan                                                       Politik Provinsi Banten Tahun 2012
                                                 Peserta Lomba Mengarang Tiga Bahasa                                                                     (B.Indonesia, B.Inggris, dan B.Arab) SMA Tingkat                                           Provinsi Banten yang di Selenggarakan oleh Dinas                                                            Pendidikan Provinsi Banten Tahun 2012
                                                 
                                                 

Format : OPSI -1
BIODATA PESERTA OLIMPIADE PENELITIAN SISWA INDONESIA (OPSI)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LEBAK
1.    Nama Sekolah
SMA Negeri 1 Rangkasbitung
2.    Alamat Sekolah
Jalan R.T. Hardiwinangun 24 Rangkasbitung 42314
3.    Nama Peserta
Evi Nurfalah
4.    Tempat/ Tgl. Lahir
Rangkasbitung, 18 September 1996
5.    Kelas : XI IPS 3
6. NISN : 9962728144
7. No. Hp :087802022566

RENCANA PENELITIAN
BidangLomba :

IPS
DAN             HUMANIORA
Nama Guru PembimbingKaryaTulis :

Dra. Nining Suningsih.

JUDUL

REVITALISASI BENDA CAGAR BUDAYA RUMAH MULTATULI


Rangkasbitung, 30 April 2013
Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Rangkasbitung




Hj. Iva Havidania, S.Pd, M.Pd
      NIP. 196802211990012002
Peserta,




                  Evi Nurfalah                
                  NISN. 9962728144

Persetujuan Panitia Lomba Tingkat Kabupaten :
 
 


Format : OPSI -1
BIODATA PESERTA OLIMPIADE PENELITIAN SISWA INDONESIA (OPSI)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LEBAK
1. Nama Sekolah
SMA Negeri 1 Rangkasbitung
2. Alamat Sekolah
Jalan R.T. Hardiwinangun 24 Rangkasbitung 42314
3. Nama Peserta
Noviana Nur Indah Sari
4. Tempat/ Tgl. Lahir
Lebak, 19 November 1995
5. Kelas : XI IPS 3
6. NISN : 9952463866
7. No. Hp :087773747915

RENCANA PENELITIAN
BidangLomba :

IPS
DAN             HUMANIORA
Nama Guru PembimbingKaryaTulis :

Dra. Nining Suningsih.

JUDUL

REVITALISASI BENDA CAGAR BUDAYA RUMAH MULTATULI


Rangkasbitung, 30 April 2013
Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Rangkasbitung




Hj. Iva Havidania, S.Pd, M.Pd
      NIP. 196802211990012002
Peserta,




                  Noviana Nur Indah Sari                
                  NISN. 9952463866

Persetujuan Panitia Lomba Tingkat Kabupaten :
 
 


Format : OPSI -1
BIODATA PESERTA OLIMPIADE PENELITIAN SISWA INDONESIA (OPSI)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LEBAK
1. Nama Sekolah
SMA Negeri 1 Rangkasbitung
2. Alamat Sekolah
Jalan R.T. Hardiwinangun 24 Rangkasbitung 42314
3. Nama Peserta
Siti Rohmah Megawangi
4. Tempat/ Tgl. Lahir
Rangkasbitung-Lebak, 24 Mei 1996
5. Kelas : XI IPS 3
6.  NISN : 9962728042
7. No. Hp :085694212826

RENCANA PENELITIAN
BidangLomba :

IPS
DAN             HUMANIORA
Nama Guru PembimbingKaryaTulis :

Dra. Nining Suningsih.

JUDUL

REVITALISASI BENDA CAGAR BUDAYA RUMAH MULTATULI


Rangkasbitung, 30 April 2013
Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Rangkasbitung




Hj. Iva Havidania, S.Pd, M.Pd
      NIP. 196802211990012002
Peserta,




                  Siti Rohmah Megawangi                
                  NISN. 9962728042

Persetujuan Panitia Lomba Tingkat Kabupaten :