Minggu, 28 April 2013

Pergi, Kembali dan Pergi (LAGI)

Sudah berapa lama kita bersama? LAMA, tapi mengapa kau pergi begitu saja meninggalkan semua kenangan yang telah kita lalui dan kita ukir bersama? tahukah apa yang kurasakan? hancur berantakan karna kau tinggalkan begitu saja. Terpikirkah olehmu akan aku yang selalu menunggumu disini? sesak yang kurasakan menyaksikan kepergianmu yang begitu saja dan tanpa alasan, apa salahku? aku bukanlah termasuk orang yang dengan mudah begitu saja mengabaikan perasaanku, karena apa? KARENA AKU TERLANJUR MENYAYANGIMU! pernahkah terpikir dalam benakmu menjadi diriku yang kau tinggalkan tanpa alasan yang masuk dalam otakku.
Kini kau hadir "KEMBALI" pada hari hariku, mengapa? apakah untuk menyakitiku LAGI? atau untuk mengucapkan "SELAMAT TINGGAL" untuk selamanya? sebenarnya apa yang terlintas dalam benakmu? aku tak mengerti dengan jalan pikiranmu kini. Aku  bukan mainanmu yang bisa kau tinggalkan ketika sudah bosan, dan kau "pungut" kembali ketika kau sudah merasa kesepian. Masih kurangkah mengorbanan yang telah aku lakukan hanya untuk menahanmu untuk tidak pergi? mengapa kau tetap bersikeras untuk pergi. Apakah kembalinya kau disini adalah tanda penyesalanmu karna telah sempat pergi meninggalkanku? mungkin tidak. Kau akan pergi untuk meneruskan hidup jauh disana dan jauh dari pandanganku.
Mungkin sudah seharusnya sejak dulu aku merelakanmu pergi dari hidupku, jika itu adalah kebahagiaanmu jauh dari hidupku maka aku akan rela walau pun hati ini perih untuk melihatmu beranjak pergi dan menghilang.
Terima kasih atas semua kenangan yang telah kau torehkan, terima kasih atas canda tawa dan tangis yang telah kau lukis dalam hidupku, kini aku hanya bisa merelakanmu pergi dari hidupke setelah kau PERGI, KEMBALI dan PERGI (LAGI).

Kamis, 18 April 2013

Menjemput Sang Penanti Setiamu

Aku bukanlah orang yang sempurna dalam hal apapun, aku tidak pula pandai dalam segala hal. Namun satu yang bisa ku banggakan, kesetiaan hati ini menanti dan mencintaimu. Meski entah dimana hatimu kini, aku masih tetap tangguh berdiri memegang harapku. Setegar apapun sebongkah karang tapi tak setegarku menghadapi kisah saat bersamamu, kisah yang mengajariku tentang sebuah penantian yang harus dialami oleh setiap insan di bumi ini. Aku disini bertahan untuk hatiku, hati yang senantiasa setia menunggu sang pemilik hati dan itu hanya kamu. Sang pemilik yang kini sedang berkelana mencoba hal baru, satu keyakinaku sang pemilik hatiku akan kembali pulang pada saat yang tepat. Mungkin itu adalah sebuah keyakinan bodoh, namun entah mengapa aku begitu yakin terhadap hal itu. Bukan salahmu berkelana mencari sesuatu hal yang baru, namun salahmu jika engkau tak kembali pulang. Pulang untuk menjemput sang penanti setiamu, penanti setia dengan sejuta cinta kasih yang ia siapkan untukmu ketika kau kembali pulang. Cintta kasih yang selalu dijaga hanya untuk sang pemilik hati, yang kian hari kian bertambah kokoh dan sulit untuk diabaikan. Entah kapan kau akan kembali pulang untuk menjemput sang penanti setiamu, namun disini aku akan tetap sabar menunggu sampai engkau ingat untuk kembali pulang.

Senin, 15 April 2013

My Second Everything Person After MyParents ({})

Aku punya dua mata yang gak bisa ngeliat kalian setiap saat
Aku punya dua tangan yang gak bisa ngejagain kalian tiap saat
TAPI aku punya satu hati buat tetep sayang kalian terus
OKE ITU KUTIPAN DARI DOKUMENTER PERAYAAN ANNIV ORANG
Kembali ke topik...
Gue punya beberapa manusia yang gue lestarikan di hati gue #eeeaaahh maksudnya makhluk piaraan yang gue tanem dipekarangan belakang rumah tepatnya aquarium dalem botol gue, maksud gue apa?
tar duluu.. sebenernya gue mau ngomong tentang apa? #guebingungsendiri -___- *tolongakudeddycorbuzier
Kali ini serius.. mau banget?
Kehadiran : Hadirnya kalian buat gue merinding (gakjugasih), tapi yang jelas gue cukup bahagia dengan adanya kalian disamping gue, kenapa? gue juga gak tau. Tapi sepertinya itu ilusi? imajinasi? fatamorgana? halusinasi? evolusi? hipotesi? infusan? oke cukup ngaco.
Perasaan : Kalo ngomongin tentang ini gue sensitif banget. jangan dilanjutin nantinya gue curcol. intinya GUE SAYANG KALIAN! masalah?! hah?!
Keadaan : Keadaan kalian sangat memprihatinkan sekali, C matanya belo :( A masih jadi anak kecil -__- S dia gak ada nama ledekan --" I dia sipit dan gila akan keunyuan dan cuma N yang memegang penghargaan sebagai orang terKECE sejagat ue cukup prihatin akan keadaan kalian, sabar yah ampe kapan pun kalian gak bakal bisa nandingin gue.
Kepercayaan : Ini bukan tentang agama, tapi ini tentang hati. *jgnbiaringuecurcol! maksud gue, gue percaya sama kalian karena kalian sahabat gue. Percaya dalam halapa? tentang sebuah lisan yang terucap, KITA tau kekurang dan kejelekan KITA (semuanya) termasuk rahasia yang alangkah baiknya cuma kita yang tau, jadi intinya gue percaya kalo yang namanya SAHABAT itu gak akan pernah sekalipun ngomongin kejelekan. Dan gue yakin kalian gak bisa ngejelek jelekin gue sebab gue terlanjur KECE. (OKE REALITA).
Kebersamaan : Kebersamaan kita berawal dengan absurd, anniv kita tanggal berapa? kita mulai dari mana? kita ketemu dimana? aku siapa?mengapa aku kece? TAKDIR! Namun apalah arti dari sebuah tanggal peresmian kalo gue emang udah terlanjur kece. *loh? TAPI yang terpenting adalah kebersamaan kita yang selalu menjaga perasaan KITA dan mengerti perasaan KITA.
Terlalu panjang dan gue terlalu KECE! oke initinya ituuu.. :
GUE KECE (udah terbukti) dan GUE SAYANG CASIN! :* ({})

Minggu, 14 April 2013

Ban Serep :')

Aku sadar aku bukanlah seseorang yang spesial bagimu, bukanlah seseorang yang penting dalam hidupmu, akupun bukanlah seseorang yang pertama kali kau ingat ketika matamu terbuka setelah menjelajah dunia mimpi, aku mengerti bagaimana "kedudukanku" bagimu (khususnya hatimu). NAMUN, lain denganku. Bagiku kamu adalah salah satu orang yang penting bagi hidupku, orang spesial yang memiliki tempat yang jauh dan sukar untuk dijamah orang (hatiku).Aku mengingatmu semenjak aku membuka mata hingga akhirnya terpejam untuk menyempatkan mengunjungi taman alam sadarku, dan semua ituu harusnya memberikanmu penjelasan tentang kedudukanmu bagikku.
Aku.. ya aku yang selalu kau "lupakan" saat engkau sedang asyik bercengkrama dengan duniamu, dan kau hadir menemuiku saat engkau mulai jenuh dengan duniamu dan aku pun sudah mulai terbiasa dengan seperti ini. Aku yang selalu berusaha mengerti keadaanmu dan hidupmu, namun kau tak sedikit pun melirik arti dari semua yang aku lakukan terhadapmu. Yang aku lakukan hanya untuk menunjukan arti hadirmu untukku. Dalam setiap kata yang kulontarkan selalu kuselipkan kata "aku membutuhkanmu" namun mungkin kau tidak sadar atau tak peduli, tapi ketahuilah aku hanya membutuhkan satu waktu yang disisi olehmu dan aku hanya itu. Apakah aku bisa mendapatkannya? rasanya sukar, waktumu terlalu penuh dengan "kehidupanmu yang tanpa diriku" dan aku SELALU mengalah untuk itu karena aku hanya mencoba untuk mengerti keadaanmu meskipun sesak yang kian pekat memeluk relungku. Sadarlah.. tentang semua yang kutulis itu adalah tentangmu.
Mungkin pendeskripsian yang tepat untukku adalah "BAN SEREP", yaa.. ban serep yang dicari ketika ban inti sedang tidak bisa menemani setiap perjalananmu. Meskipun kenyataannya begini aku rela, aku rela dengan satu alasan yang cukup kuat membuatku bertahan pada kondisi seperti ini. Karena kamu adalah orang "spesial" bagiku karena apa? karena kau sudah mampu membuatku nyaman walaupun hanya dalam kata kata. tahukah kamu? "orangspesial" bagiku jauh lebih berharga dari seorang yang di namakan "kekasih" maka aku hanya memintamu akan satu hal "mengertilah" terhadapku, terhadap seseorang ban serepmu. :')

Tanpa Pemeran Utama

Detik demi detik berlalu di depan mata... menit pun menari dipelupuk mata hingga jam demi jam berkejaran dengan sang senja yang mulai menyapa. Aku masih berdiri disini, sedang apa? MENUNGGU. itulah yang aku lakukan dalam setiap tarikan nafas yang mengalir dalam darahku. Dalam penantian aku masih tetap berpegang teguh pada apa yang aku pertahankan sejak awal aku memulai cerita ini, cerita yang tergambar jelas sosokmu dalam setiap jengkal dialog yang tertulis. NAMUN, pemeran utama dalam ceritaku kini telah pergi untuk berlaga dalam cerita lain yang baru.
aku kehilangan sosok pemeran utama dalam ceritaku, cerita yang telah kurangkai dengan berawal tangan kosong dan yang kemudian dihampiri oleh pansil yang aempu menorehkan cerita yang teramat indah dalam setiap satu centi yang terukir pada prolog yang beralas polos. Prolog yang diawali dari sebuah perkenalan yang berlanjut pada sapaan kemudian beranjak pada fase mengenal yang akhirnya mampu menulis dialog yang begitu indah.
Dialog awal yang masih terangkai canggung kemudian diiringi dengan terbiasa pada alur yang mulai terangkai dengan susunan penuh diwarnai senyum yang "terlihat" tulus dari hati, kata demi kata tertoreh dalam dialog cerita pun mulai menampakkan isinya. Namun dalam dialog nan indah tak luput dari coretan yang walaupun telah dicoba tuk dihapus tetap saja akan meninggalkan sejak coretan tersebut yang disebut luka, yang mungkin bentuknya sudah kering namun sisanya? masih sama terasa. warna itu memang abu dan lama kelamaan menjadi kabut dan menutupi pandangan sang Pemeran Utama dalam berjalan menuju dialog yang sempurna dan mulus, apalah daya ketika kabut benar benar membutakan arahmu kamu pun mulai keluar dari jalur peranmu sebagai si Pemeran Utama yang akhirnya membawamu berjalan menuju cerita yang baru diseberang sana, Kemudian dialog pun berhenti ditengah tengah karena tanpa sang Pemeran Utama yang telah beranjak.
Dialog terhenti maka musnahlah semua "lanjutan" yang sebelumnya sudah dirangkai dalam dialog yang awalnya masih indah, dan semua berawal dari hilangnya sang Pemeran Utama.

Kamis, 04 April 2013

Hari Itu

Sebelumnya aku telah terlebih dulu mengetahui bahwa hari itu akan tiba, mengapa? karena langkah pertama yang kau ambil telah terbaca olehku. ingin rasanya aku mencegah hari itu, namun.. apalah dayaku, siapa aku? aku tak berhak dan tak mampu mencegah hari itu.
Hari itu... yaa hari itu adalah hari yang hadir dalam mimpi burukku selama ini, mimpi mengenai hari kelam dalam hidupku. Hari dimana aku kehilangan segalanya, cahaya, semangat, senyum, warna, harapan, mimpi yang telah dirangkai oleh dua insan, cinta dan Dirimu!
Mengetahui hari itu akan datang bukanlah hal yang menyenangkan bagiku, bersikap biasa? ingin rasanya. mampu? MASIH kucoba.
Mengetahui hari itu telah tiba, tahu apa yang aku rasakan? kau mungkin takan pernah tahu dan tak pernah mengerti. Mengapa? karena engkau tidak pernah merasakan apa yang kurasakan dan bagaimana menjadi diriku! TIDAK KURANG dari belati yang dengan mulus mmenggeliat disetiap lembar hatiku. Hasilnya? jangan tanyakan! sudah PASTI SOBEK menjadi lembaran sobekan kecil yang MEMILUKAN!
Semenjak hari itu tiba, pernahkah kau melihatku tersenyum bahagia? TIDAK! sekali pun aku tak merasakan dan melakukannya! INGIN! yaaa teramat ingin kumerasakan kebahagiaan kembali, NAMUN bagaimana bisa aku tersenyum bahagia jika alasanku untuk melakukannya sudah TIDAK ADA!
KUTEMUKAN kau telah bersama DIA, Dia yang kini menggantikan posisiku dihatimu "DULU" dan kini SIAPA aku? aku hanya siluet masa lalumu yang telah KAU tinggalkan untuk mengejar fatamorgana dihadapanmu. Fatamorgana "palsu" yang mengalihkanmu dariku dengan muslihat yang Dia miliki. Dia miliki untuk mendapatkanmu yang kini telah peRgi menjauh dari sisiku yang kini telAh kosong dan hampa dengan semua keJanggalan yang tersisa ditiap sobekan kecil hAtiku yang Tersisa.
Boneka yang menjadi saksi setiap tetes air mata yang mengalir pada pipiku, yang kukeluarkan untukmu terhadap HARI ITU.

Selasa, 02 April 2013

Hampir Kehilanganmu

Mentari pagi ini tak sesejuk biasanya, kali ini benar benar dingin hampir beku. Hujan semalam masih menari nari dalam anganku, malam yang lebih gelap dari biasa dan hampir kelam. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan senyum dalam hariku. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan alasanku untuk tetap selalu tersenyum. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan warna terang dalam hariku. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilanagan salah satu sumber kebahagiaanku. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan seseorang yang mampu mengerti setiap jengkal isi hatiku. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan apa yang aku pertahankan selama ini. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan setiap perhatian yang selalu mengisi setiap hariku. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan hati yang membuatku tersenyum disaatku sedang menitikan air mata. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan alasan aku tersenyum dan tertawa disaat aku menangis. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan sosok yang selalu disampingku. Aku hampir kehilanganmu, hampir kehilangan jemari menyentuh kulit dengan penuh kehangatan.
Saat kau ucap ingin pergi dariku, tak ada senggang waktu yang mengalir saat itu hanya air mata yang mampu mengganti kata kata yang tak mampu terucap kala itu. Kau tahu alasanku mempertahankanmu? karena hanya kamu yang mengertiku, hanya kamu yang mampu menghadirkan senyum dalam tangisku, hanya kamu peduli padaku, hanya kamu yang mampu memunculkan warna dalam gelapku, dan hanya kamu yang mampu membuatku NYAMAN. Tahukah kamu, disini dihatiku kamu sudah mempunyai tempat paten yang tidak bisa digantikan oleh siapapun. Mengertilah aku hanya menginginkan kamu selalu hadir dalam setiap langkah dalam hatiku.

Senin, 01 April 2013

Mentari atau Senja?

Senja.. senja datang disaat mentari mulai lelah untuk menampakkan dirinya agar terus bersamaku. kemudian mentaripun lengser menyongsong sang senja yang telah menanti,yaa.. senja yang menanti dengan diiringi kegelapan malam yang memeluk hati yang sepi dan kelam, kelam tanpa cahaya penerang bagai pelita pengganti mentari.
aku masih berdiri diujung penantian senjaku yang disampingku masih setia sang mentari, namun inilah kuasa waktu. aku tak dapat terus setiap saat bersama mentari dan aku harus menemui sang senja yang menanti nan kelam, walau pun terkadang aku telah nyaman dalam senjaku tapi apa dayaku aku harus berjumpa kembali bersama mentariku pada setiap harinya. ingin menghindar? ya! tapi aku tak mampu.
ketika aku terlalu sibuk dengan mentariku, aku sampai melupakan senja yang setia berdiri tegap disebrang waktu sana. namun begitu pula ketika aku sedang asyik bersama senjaku, aku harus mengakhirinya karena harus menyongsong sang mentari.
Begitu pula dengan dirimu, aku tak mengerti mentari kah atau senja kah engkau?